Nagan Raya – Merespon keluhan masyarakat tentang tidak adanya tempat berteduh bagi pelajar yang menunggu bus sekolah, PLTU 1-2 Nagan Raya membangun halte untuk pelajar. Melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) tahun 2024 PLN nusanantara power up Nagan Raya membangun satu unit halte di Desa Langkak, Nagan Raya.
Warga Gampong Langkak, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya, kini dimudahkan dengan adanya halte yang dibangun oleh manajemen PLTU 1-2 Nagan Raya, terutama bagi pelajar yang ada di wilayah itu. Pembangunan halte tersebut juga merupakan permintaan Masyarakat. Lantaran banyak anak-anak sekolah yang sangat membutuhkan untuk tempat antar jemput oleh orang tuanya.
Asistant manager keuangan dan umum PLN UP Nagan Raya Buchari berharap bangunan tersebut dapat bermanfaat dan dijaga dengan baik oleh Masyarakat. Jika pun halte ini nantinya butuh pemeliharaan, pihaknya siap merespon dengan baik.
“Ini adalah permintaan Masyarakat juga, tujuannya agar itu untuk penempuhan buat anak-anak sekolah, agar tidak berliar kemana-mana. Jadi setiap adanya ajaran bisa berteduh diarea lokasi tersebut. Harapan Kita semoga hal tersebut bermanfaat, berkelanjutan, tetap dijaga, Semoga nanti akan kita pwrcantik kembali,” Ujar M. Buchari Asistant Manager Keuangan dan Umum PLN UP Nagan Raya
Sementara itu Kepala Desa Langkak T. Jamaluddin mengucapkan terimakasih atas kepedulian PLN UP Nagan Raya terhadap lingkungan sosial masyarakat sekitar.
“Mengingat anak-ank sekolah disaat hujan tidak ada tempat berlindung dan bagi kami sebagai masyarakat itu sangat membantu bantuan ZA dari pada PLTU 1.2 yang dulu badan posyandu untuk menurunkan stunting untuk pelajaran kesehatan. Yang kedua kami memohon pembangunan halte dengan anggaran pun yang terbatas, dan itu dua fungsi, di samping halte dipergunakan anak-anak sekolah saat pagi hari hingga malam hari. Terimakasih terus berkarya untuk masyarakat Nagan Raya,” Ungkap T Jamaluddin Kepala Desa Langkak
T. Jamaluddin menambahkan pembangunan halte ini dibutuhkan apalagi pada saat hujan banyak pelajar yang harus berteduh di rumah warga lantaran tidak adanya tempat menunggu yang layak. (Azis Saputra)