Banda Aceh – Seekor macan dahan yang dievakuasi dari Kabupaten Bener Meriah pada 14 September lalu, hanya mampu bertahan hidup selama 24 hari. Macan dahan Sumatera berumur enam tahun itu mati di Kandang Transit Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh, Senin kemarin akibat anemia.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh (BKSDA) Ujang Wisnu Barata mengatakan kondisi satwa setelah ditemukan cukup memprihatinkan. Tubuh hewan tersebut mulai lemas disertai kondisi kesehatan yang menurun. Sebelum dicek medis, 10 hari setelah evakuasi kondisinya baik-baik saja. Namun pada 24 September, tim medis BKSDA mendiagnosa dan hasilnya ditemukan kelainan darah atau anemia. Pihak medis juga telah memberikan pakan daging merah, ayam potong dan ayam hidup untuk mengatasi kekurangan darah. Bahkan BKSDA berupaya melepasliarkan kembali di Hutan Kota Jantho. Namun akibat anemia menyebabkan kematian macan dahan pada Senin 7 Oktober 2024 pukul 7.30 WIB dan dikubur di kompleks BKSDA Aceh.
“Kemudian kita trikmen disini, kondisinya bagus tapi kemuadian agak menurun kemudian kita lakukan cek medis di tanggal 24 sampai akhir di temukan mati secara fisik masih bagus tapi emang tadi pagi langsung kondisinya ngedrob. Tadi pagi mati sekitar jam 07.30, usianya sekitar 6-7 tahun,” Ungkap Ujang Wisnu Barata Kepala BKSDA Aceh
Ujang Wisnu Barata mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil otopsi tim medis yang mengambil sejumlah organ macan dahan. (Fajariana)